(JAKARTA) — Yogyakarta yang dikenal sebagi Kota Pendidikan patut waspada terhadap Narkoba. DIY sudah tidak lagi sebagai daerah trasnsit peredaran Narkoba, tetapi sudah menjadi pasar. Survei Badan Narkotika Nasional menunjukkan terdapat sekitar 18.000 penyalahguna atau pecandu narkoba di Yogyakarta. Modus penyebaran Narkoba juga makin bervariasi, terakhir ditemukan Narkoba diedarkan disamarkan dalam bentuk mentega atau selai dan dikonsumsi bersama roti tawar layaknya sarapan.
Terkait bahaya Narkoba ini, dalam upaya mendukung Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika (P4GN) tahun 2020-2024, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Kapita Selekta Anti Narkotika dan Prekursor Narkotika.
Acara ini berlangsung dari 28-29 November 2024. Dilaksanakan secara hybrid. Pada 28 November 2024 berupa sosialisasi, diadakan di Gedung Halim I secara luring, menghadirkan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI sebagai pembicara utama. Pada 29 November 2024, Kapita Selekta diadakan secara daring melalui platform Zoom dan YouTube BKKBN Official.
Kemendukbangga/BKKBN, yang bertanggung jawab atas program Pengendalian Penduduk dan Pembangunan Keluarga, menempatkan upaya ini sebagai bagian dari strategi besar meningkatkan kualitas hidup penduduk Indonesia. Data menunjukkan bahwa prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia pada tahun 2023 menurun menjadi 1,73%, dibanding 1,95% pada 2021. Penurunan ini setara dengan 324.735 orang.
Menteri Kemendukbangga/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, S.Ag, M.Pd, mengatakan narkoba bagian dari problem karena yang disasar manusia dan keluarga. “Tugas Kemendukbangga menyiapkan generasi emas. Maka, kalau tidak ditangani, kita bisa kehilangan generasi emas,” katanya, seraya menambahkan bahwa kementerian akan menindaklanjuti melalui MoU dengan BNN terkait pemberantasan narkoba.
Kepala Perwakilan BKKBN DIY Mohamad Iqbal Apriansyah yang dihubungi terpisah menyebut bahwa pengguna Narkoba mayoritas berada pada rentang usia remaja dan dewasa muda.
“Kami senantiasa berusaha memperkuat Program Generasi Berencana (GenRe) yang memiliki tiga tagline anti pernikahan dini, anti seks bebas, dan anti Narkoba. Demikian pula pembentukan dan pembinaan Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK-R dan PIK-M) menjadi perhatian kami,” ungkap Iqbal.
Penulis : Tri Wulandari Henny Astuti
Editor : FX Danarto SY